Purpose-Driven Career : Bekerja Bukan Hanya Cari Uang, Tapi Juga Memberi Makna
Banyak anak muda di masa kini yang merasa galau dalam menentukan arah hidu. Terjebak antara mengejar passion, mencari kestabilan finansial, dan memenuhi ekspektasi sosial. Tidak sedikit yang cepat bosan, sering berganti pekerjaan, atau merasa hampa meskipun berhasil meraih prestasi.
Bagaimana memahami dan menjalani karier yang digerakkan oleh tujuan (purpose-driven)? Bagaimana dapat menemukan kepuasan batin, memberi dampak positif bagi masyarakat, serta membangun masa depan yang seimbang antara prestasi pribadi dan kontribusi bagi bangsa.
Untuk itu, Yayasan Auxano Indonesia Muda, akan menyelenggarakan training gratis dengan topik “Purpose-Driven Career : Bekerja Bukan Hanya Cari Uang, Tapi Juga Memberi Makna” pada hari Sabtu, 27 September 2025, Pkl 09.30 – 12.00 WIB.
Sharing akan berikan oleh Bapak Johanes Didik, Vice President BNI 46, Regional Area Head 1 Wilayah Papua. Pak Joe sudah lama berkarier di Bank BNI di berbagai posisi. Dari AMGR Analis Pemasaran Bisnis di wilayah Sibolga, Manager Kontrol Internal di Bandung, Manager Audit di Bandung, Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis di Cirebon, Pemimpin Cabang di Sumbawa sampai menjadi Wakil Pemimpin Wilayah (Vice President) di Papua.
Materi yang akan dibawakan antara lain : 1. Menemukan makna kerja & kontribusi. 2. Bagaimana karier bisa memberikan impak sosial. 3. Keseimbangan antara prestasi, integritas, dan kontribusi bagi bangsa. 4. Tanya Jawab
Training ini GRATIS dan terbuka untuk semua kalangan, pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha / entrepreneur, pekerja sosial, ibu rumah tangga atau atau siapa saja yang ingin belajar tentang purpose-driven career.
Untuk mendapatkan sertifikat training, wajib mendaftar dulu ke link berikut ini
Silahkan sharing info ini kepada siapa saja yang membutuhkan. Sesuai visi Auxano untuk turut membangun Indonesia yang lebih baik. Salam sehat dan semangat.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa intensitas penggunaan media sosial berkorelasi negatif dengan kepercayaan diri remaja. Semakin sering menggunakan media sosial, semakin rendah (turun) kepercayaan dirinya.
Perbandingan sosial (social comparison) lewat Instagram memiliki korelasi kuat dengan self-esteem yang rendah pada remaja pengguna aplikasi tersebut.
Di era digital, promosi atau kampanye bukan sekadar posting di media sosial saja. Namun juga bicara tentang membangun komunitas yang hidup, saling dukung, dan punya tujuan bersama. Dalam konteks ini, banyak anak muda yang memiliki potensi besar penggerak perubahan melalui dunia digital.
Berpikir kiritis berbeda dengan berpikir biasa atau berpikir rutin. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional.
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar cerita fiksi ilmiah. Hari ini, AI hadir di genggaman kita: dari fitur kamera ponsel yang pintar mengenali wajah, aplikasi yang bisa menerjemahkan bahasa dalam hitungan detik, sampai robot chat yang bisa menjadi partner belajar, kerja, bahkan usaha. Pertanyaannya: bagaimana anak muda bisa benar-benar memanfaatkan AI, bukan sekadar jadi penonton atau malah jadi korban AI?